Welcome to my world. Be nice here. Thank you. +Follow | Dashboard
Purple espressione





Jangan Sebut Namaku !
Thursday 13 October 2011 | 21:38 | 0 comments

P R O L O G


Gemercik air sungai mengalir berirama sendu.Seribu satu jenis bunyi menyatu dalam kelam subuh yang menanti embun terakhir menitis.Angin semilir itu.Membawa kisah misteri yang tidak ada penghujungnya.Meneroka khanazah alam yang tak siapa pun tahu nilainya.Hanya jiqa yang tangguh bisa menyelami lubuk Hutan Kalawari.Jiwa alam yang menyimpan cerita misteri.

Dalam samar lagi kelam anjing-anjing hutan itu mulai menghidu sesuatu yang menarik perhatian deria bau mereka.Haiwan liar berkaki empat itu menyusuri laju sepanjang pinggir sungai itu.Larian tiga ekor anjing itu semakin pantas mengiringi antara satu sama lain.La melompat tinggi di atas akar-akar pohon yang tumbuh meliar.Berkejaran tidak ingin mengalah,dek terhidu sesuatu yang memancing deria bau tiga ekor anjing liar itu.Lalu ia bergerak perlahan-lahan sebaik saja menyedari susuk tubuh manusia terdampar di atas batu-batuan sungai itu.

Deraman keras dalam nada seiring dengan renungan tajam menunjukkan anjing-anjing itu tidak menyenangi kehadiran susuk tubuh asing itu.Sesekali kaki anjing itu cuba maju ke hadapan namun terhalang sebaik sahaja air sungai mencecah ke tubuh manusia itu.Anjing-anjing itu terus menyalak ke arah tubuh yang belum bergerak sejak tadi.

Dalam samar-samar,kelopak matanya mulai bergerak-gerak.Sepasang telinganya menangkap jelas bunyi salakan dan deraman anjing-anjing liar itu.Badannya terasa lemah dan tidk bermaya untuk digerakkan.Jari-jemarinya bertindak refleks sebaik saja kesedarannya mulai bangkit dan berfikir ke alam nyata.Perlahan-lahan die membuka mata kelopak matanya.Dengan kudrat yang tersisa,dia gagahi tubuh lemahnya mendongak ke arah haiwan-haiwan itu.

Deraman dan salakan anjing-anjing liar itu bagai resah dan terancam melihat dia mulai menggerakkan tubuhnya.Walhal dia berasa terancam dan ketakutan ibarat penjenayah yang sangat-sangat dikehendaki pihak berkuasa.Hatinya cemas dan fikirannyabuntu untuk melepaskan diri daripada kegilaan anjing-anjing liar itu..

Riak perasnya sudah mengalur peta menjadi serabut dek kenyataan itu.Dia mulai mengangkat kepala lalu sepasang matanya melihat sekelilingnya.Kawasan itu sungguh asing bagi dirinya.Seingatnya dia terjatuh ke sungai besar itu sehingga membawanya jauh oleh arus air yang sangat deras.Dia bukanlah seorang yang pandai berenang.Dia hanya mampu menjerit meminta tolong dalam malam yang gelap gelita

Kini,dia harus berhadapan dengan kecaman anjing-anjing liar itu.Dugaan apa lagi yang harus dia hadapi? Meminta tolong di tengah-tengah hutan belantara itu adalah mustahil untuk dilakukannya.Dia juga tidak pasti keberadaannya saat itu.Tilikan nalurinya mengatakan dia sudah terlalu jauh dari lokasi perkhemahannya.

Apalagi arus sungai yang deras itu membawa dirinya hanyut terlalu jauh.Beberapa kali kepalanya terhantuk pada batu-batu sungai yang besar ketika berusaha berpaut pada akar-akar pokok.Cemasnya semakin berganda apabila melihat air terjun di hulu sungai itu.Hantukan yang seterusnya membuat dia pitam dibawa arus sungai deras sehinggalah dia sedar berada di tempat itu.

Melihat sekelilingnya hutan itu lembab dan menyeramkan.Suasana yang menyerkup saat itu bagai berada di tanah sumpahan.Dia mulai panik dan menjalar ketakutan yang luar biasa.Mengintai anjing-anjing liar itu dengan ekor matanya.Lalu cuba mencari sesuatu untuk dijadikan oerisai diri.Bersiap-sedia menghadapi sebarang kemungkinan.Anjing-anjing liar itu semakin merapati dirinya.Malah menderam bagai ingin menelan dirinya.

Dia gagahi dirinya untuk mengangkat tubuh yang tidak bertenaga.Namun satu kesakitan yang amat menusuk pada kakinya.Jelas kakinya patah.Kesakitan yang luar biasa itu membuatnya mengerang kesakitan.Anjing-anjing liar itu bertindak semakin tidak keruan.Batu-batu kecil disambarnya lalu dilontar ke arah anjing-anjing liar itu.Dia mengherotkan badannya perlahan-lahan dan menjauhi anjing-anjing liar itu.Semakin dia jauh semakin dekat anjing-anjing liar itu menyalak ke arah mukanya.

Dalam ketakutan meraih nyawa untuk dirinya,deria telinga masih berfungsi jelas menangkap ada derap-derap kaki melangkah menghala ke arahnya.Bunyi semak belukar itu kedengaran diredah dengan kasarnya.Dia semakin cemas untuk menanti makhluk yang bakal dia hadapi selepas ini.Malah,dia pernah mendengar tentang kewujudan manusia kanibal.Apalagi binatang buas yang langsung tidak mengenal erti kemanusiaan.

Harga nyawanya saat ini bagai di dalam mesin perjudian.Antara maut dan hidup.Antara menang dan kalah.Percaturan nyawa menjadi taruhannya.Di dalam fikirannya, bermacam-macam andaian buruk yang muncul.Semuanya umpama dalam mimpi buruk.

Antara debaran dan nafas yang semakin tidak teratur membuat dia semakin tidak keruan.Saat itu matanya tertancap ke arah kelibat yang sudah terpacak di hadapannya.Dia menggeleng.Suaranya tersekat-sekat.Antara samar-samar dan kegelapan subuh,lembaga itu memanggilanjing-anjing liar itu mendekatinya.Kelibat itu mengusap-ngusap kepala anjing peliharaannya dengan lembut.Begitu patuh dan cedik kepada tuannya.Dia hanya memerhatikan tindak-tanduk lembaga itu.

''Tttooloong...''Tersekat-sekat suaranya meminta simpati.Lantas lembaga itu berhenti mengusap kepala anjing liar itu.Membiarkan kembali haiwan itu menderam ke arahnya lagi.Ketakutan kembali menghinggap dirinya.Dia hanya menanti lembaga yang tidak jelas itu memberi respons.Ketika sepasang kaki manusia itu melangkah menghalanya dia terus mengintai wajah itu.Semakin dekat semakin jelas.Jembalang apakah yang berada di mata ini?Menyeringai hodoh tidak bisa menahan ketakutan.Sepasang matanya membutang luas.Mulutnya tergagap-gagap sudah hilang suara untuk menjerit.Lantas ketakutan yang ditahan-tahannya bagai air melimpah-ruah yang tidak bisa dibendung.Hanya satu saja yang dia sedari.Dia menjerit dengan sekuat hatinya.

''Tidak!!! Jeritan itu terus menyelubungi dan bergema di serata hutan belantara itu.Jerintannya memantul-mantul menjalar bersimpang-siur.Burung-burung hutan berterbangan bertempiaran mendengar jeritan melengking.Berpantul sehingga ke udara dan langit yang melindungi hutan belantara itu.Hanya makhluk dan hidupan liar sahaja yang menjadi saksi jeritan ketakutannya saat itu.

Older Post | Newer Post